- Details
- Category: Profil 2010
- Hits: 4412
A.Komposisi dan Persebaran Penduduk
1.Persebaran (Distribusi) Penduduk
Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, dengan luas 349,77 km2 didiami penduduk sebanyak 175.830 jiwa (data bulan Desember 2010). Penduduk ini tersebar di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Bontang Barat, Kecamatan Bontang Selatan, Kecamatan Bontang Utara.
Tabel 3.1. Distribusi Penduduk Kota Bontang Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2010
KECAMATAN | LAKI-LAKI | PEREMPUAN | L + P | |||
n | % | n | % | n | % | |
Bontang Utara | 39.607 | 23% | 34.102 | 19% | 73.709 | 42% |
Bontang Selatan | 37.964 | 22% | 33.102 | 19% | 71.066 | 40% |
Bontang Barat | 16.606 | 9% | 14.449 | 8% | 31.055 | 18% |
Kota Bontang | 94.177 | 54% | 81.653 | 46% | 175.830 | 100% |
Sumber data : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (data SIAK diolah)
Persebaran penduduk Kota Bontang menurut kecamatan dapat di lihat pada tabel 1. Pada tabel tersebut terlihat bahwa 42 % penduduk terkonsentrasi di Kecamatan Utara, 40 % di Kecamatan Selatan, dan 18 % di Kecamatan Barat..
Jika dikaitkan jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan di dalam satu wilayah, kepadatan penduduk (density ratio) Kota Bontang pada tahun 2010 mencapai 1189 jiwa/km2, artinya setiap kilometer persegi wilayah Kota Bontang dihuni oleh 1189 jiwa.
Kecamatan Bontang Utara merupakan kecamatan terpadat yakni 2813 jiwa/km2, diikuti Kecamatan Bontang Barat yakni 1805 jiwa/km2. Sedangkan Kecamatan Bontang Selatan merupakan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu berkisar 680 orang per kilometer perseginya.
Dengan memperhatikan pertambahan penduduk yang cukup pesat dan mengatasi penduduk menumpuk di satu wilayah, ke depan nanti Pemerintah Kota perlu membuat kebijakan pengendalian dan persebaran penduduk dengan tetap memperhatikan rencana tata ruang kota, daya dukung dan daya tampung lingkungan, sehingga dampak negatif pertumbuhan penduduk terhadap daya dukung maupun daya tampung lingkungan baik fisik maupun sosial dapat diminimalisasi.
Tabel 3.2. Angka Pertumbuhan Kota Bontang Tahun 2010
KECAMATAN | JUMLAH PENDUDUK 2009 | JUMLAH PENDUDUK 2010 | ANGKA PERTUMBUHAN PENDUDUK |
Bontang Utara | 72.466 | 73.709 | 2% |
Bontang Selatan | 72.524 | 71.066 | -2% |
Bontang Barat | 31.727 | 31.055 | -2% |
Kota Bontang | 176.717 | 175.830 | -1% |
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bontang (data SIAK diolah)
Pertumbuhan penduduk Kota Bontang dari tahun 2009 ke tahun 2010 mencapai minus 1% persen per tahun, Hal ini dikarenakan beberapa hal sebagai berikut:
1. Adanya angka migrasi keluar Kota Bontang yang cukup besar
2. Dilakukannya pemutakhiran data kependudukan yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan pada akhir tahun 2010.
- Details
- Category: Profil 2010
- Hits: 21773
2.Komposisi Penduduk
a. Penduduk menurut Karakteristik Demografi
1)Jumlah dan Proporsi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin penting untuk diketahui, terutama ketika menyusun suatu perencanaan kebijakan dan program pembangunan suatu wilayah. Karena setiap kelompok umur penduduk mempunyai kebutuhan dan penanganan yang berbeda-beda. Kelompok penduduk dibawah 5 tahun misalnya, masih memerlukan ketersediaan pelayanan kesehatan yang baik, peningkatan status gizi dan status kesehatan, mengingat kelompok ini rentan terhadap kematian. Hal sama, juga penting untuk kelompok remaja khususnya perempuan, ketika menyusun program-program kesehatan reproduksi remaja dalam rangka menyiapkan remaja perempuan menjadi calon ibu yang prima.
Dengan demikian informasi mengenai komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin penting untuk perencanaan untuk penyediaan pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan dan kebutuhan-kebutuhan dasar penduduk lainnya yang sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing-masing, baik kebutuhan pangan, sandang, papan, pekerjaan dan lain sebagainya.. Selain itu komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin bukan hanya merupakan pencerminan proses demografi masa lalu, tetapi juga sekaligus dapat digunakan untuk memperkirakan gambaran perkembangan penduduk pada masa yang akan datang melalui proses kelahiran dan kematian.
Tabel 3.3.Jumlah dan Proporsi Penduduk Kota Bontang Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010
KELOMPOK UMUR | LAKI-LAKI | PEREMPUAN | JUMLAH | |||
n | % | n | % | n | % | |
0-4 | 8.307 | 4,72% | 7.560 | 4,30% | 15.867 | 9,02% |
05-09 | 9.437 | 5,37% | 8.913 | 5,07% | 18.350 | 10,44% |
10-14 | 8.385 | 4,77% | 7.702 | 4,38% | 16.087 | 9,15% |
15-19 | 8.036 | 4,57% | 7.378 | 4,20% | 15.414 | 8,77% |
20-24 | 10.138 | 5,77% | 8.834 | 5,02% | 18.972 | 10,79% |
25-29 | 10.878 | 6,19% | 9.286 | 5,28% | 20.164 | 11,47% |
30-34 | 9.290 | 5,28% | 7.975 | 4,54% | 17.265 | 9,82% |
35-39 | 7.645 | 4,35% | 6.784 | 3,86% | 14.429 | 8,21% |
40-44 | 6.856 | 3,90% | 6.296 | 3,58% | 13.152 | 7,48% |
45-49 | 6.045 | 3,44% | 4.871 | 2,77% | 10.916 | 6,21% |
50-54 | 4.617 | 2,63% | 2.966 | 1,69% | 7.583 | 4,31% |
55-59 | 2.454 | 1,40% | 1.273 | 0,72% | 3.727 | 2,12% |
60-64 | 1.065 | 0,61% | 761 | 0,43% | 1.826 | 1,04% |
65-69 | 516 | 0,29% | 469 | 0,27% | 985 | 0,56% |
70-74 | 283 | 0,16% | 313 | 0,18% | 596 | 0,34% |
>75 | 225 | 0,13% | 272 | 0,15% | 497 | 0,28% |
Jumlah | 94.177 | 53,56% | 81.653 | 46,44% | 175.830 | 100% |
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bontang (data SIAK diolah)
Penduduk Kota Bontang sebagian besar merupakan penduduk berusia produktif yaitu pada kelompok umur antara 15-60 tahun (69,17%) dengan komposisi terbesar berada pada penduduk berumur 25-29 tahun. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin menampakkan hal yang sama. Proporsi penduduk pada umur tersebut, membutuhkan penyediaan fasilitas pendidikan lanjutan yang cukup, mudah dijangkau dan relatif murah, agar seluruh penduduk usia pendidikan dapat tertampung. Selain itu juga diperlukan lapangan kerja untuk mereka yang baru memasuki pasar kerja (entry baru).
Apabila dicermati lebih lanjut, 9,02 persen penduduk Kota Bontang merupakan balita dan 19,59 persen merupakan penduduk usia 5-14 tahun. Kondisi ini menuntut perhatian Pemerintah Daerah dalam penanganan penduduk balita dan usia 5-14 terutama dari segi kesehatan dan asupan gizi serta pelayanan pendidikan dasar.
Dari tabel 3.3 terlihat bahwa jumlah penduduk kelompok umur 0-4 tahun sudah terlihat kecil. Ini berarti angka kelahiran sudah menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini diduga dampak dari kebijakan pengendalian kelahiran yang telah dicanangkan sejak tahun 1970an. Hal ini diperkuat dengan kelompok-kelompok umur di atasnya yang juga sudah mengalami penurunan selama 20 tahun yang lalu. Meskipun penduduk muda (5-9 tahun) telah mengecil, namun masih tetap dibutuhkan fasilitas pendidikan dasar dan menengah yang cukup untuk menampung penduduk kelompok ini.
Yang perlu mendapatkan perhatian adalah bahwa penduduk kelompok muda tersebut akan mulai memasuki kelompok umur produktif, sementara kelompok umur produktif yang ada sekarang juga menunjukkan persentase yang tinggi dibandingkan kelompok umur lainnya. Lebih lanjut jika diperhatikan pada kelompok umur 20-29 tahun menunjukkan jumlah yang paling besar. Diduga penduduk kelompok umur ini adalah kaum migran yang masuk ke Kota Bontang untuk meneruskan pendidikan atau mencari pekerjaan.
Sementara itu penduduk lansia (65 tahun ke atas), menunjukkan proporsi yang kecil. Meskipun demikian lima tahun ke depan jumlah penduduk kelompok ini akan terus bertambah, karena umur harapan hidup juga terus meningkat baik secara regional maupun nasional. Pertambahan jumlah penduduk lansia ini harus mulai diantisipasi dari sekarang, karena kelompok ini akan terus membesar di masa depan, sehingga diperlukan kebijakan seperti ketenagakerjaan, kesehatan, pelayanan lansia serta kebutuhan sosial dasar lainnya.
- Details
- Category: Profil 2010
- Hits: 25036
2.Komposisi Penduduk
a. Penduduk menurut Karakteristik Demografi
2) Rasio Jenis Kelamin
Rasio Jenis Kelamin (RJK) menggambarkan perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan. Data dan informasi rasio jenis kelamin ini berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan pencapaian pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Selain itu, informasi rasio jenis kelamin juga penting diketahui oleh para politisi, terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam parlemen.
Tabel 3. 4. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Kota Bontang Menurut Kecamatan Tahun 2010
KECAMATAN | LAKI-LAKI | PEREMPUAN | SEX RATIO | ||
n | % | n | % | ||
Bontang Utara | 39.607 | 23% | 34.102 | 19% | 1,161 |
Bontang Selatan | 37.964 | 22% | 33.102 | 19% | 1,147 |
Bontang Barat | 16.606 | 9% | 14.449 | 8% | 1,149 |
Kota Bontang | 94.177 | 54% | 81.653 | 46% | 1,153 |
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bontang
Dari tabel 3.4 nampak bahwa rasio jenis kelamin Kota Bontang sebesar 1,153 artinya dari setiap 1 penduduk perempuan terdapat 1,153 penduduk laki-laki. Berbeda dengan gambaran rasio jenis kelamin secara nasional lebih banyak penduduk perempuan dibanding penduduk laki-laki. Terlihat pula bahwa rasio jenis kelamin di setiap kecamatan di atas 1,1 , hal ini berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki di setiap kecamatan lebih besar daripada perempuan 1,1. Jika diamati masing-masing wilayah Kecamatan, maka terlihat bahwa Kecamatan Bontang Utara memiliki rasio jenis kelamin tertinggi yaitu 1,161 sedangkan rasio jenis kelamin terendah 1,147 terdapat di Kecamatan Bontang Selatan.
Tabel 3.5. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Kota Bontang Tahun 2010
KELOMPOK UMUR | LAKI-LAKI | PEREMPUAN | SEX RATIO | ||
n | % | n | % | ||
0-4 | 8.307 | 4,72% | 7560 | 4,30% | 1,1 |
05-09 | 9.437 | 5,37% | 8913 | 5,07% | 1,06 |
10-14 | 8.385 | 4,77% | 7702 | 4,38% | 1,09 |
15-19 | 8.036 | 4,57% | 7378 | 4,20% | 1,09 |
20-24 | 10.138 | 5,77% | 8834 | 5,02% | 1,15 |
25-29 | 10.878 | 6,19% | 9286 | 5,28% | 1,17 |
30-34 | 9.290 | 5,28% | 7975 | 4,54% | 1,16 |
35-39 | 7.645 | 4,35% | 6784 | 3,86% | 1,13 |
40-44 | 6.856 | 3,90% | 6296 | 3,58% | 1,09 |
45-49 | 6.045 | 3,44% | 4871 | 2,77% | 1,24 |
50-54 | 4.617 | 2,63% | 2966 | 1,69% | 1,56 |
55-59 | 2.454 | 1,40% | 1273 | 0,72% | 1,93 |
60-64 | 1.065 | 0,61% | 761 | 0,43% | 1,4 |
65-69 | 516 | 0,29% | 469 | 0,27% | 1,1 |
70-74 | 283 | 0,16% | 313 | 0,18% | 0,9 |
>75 | 225 | 0,13% | 272 | 0,15% | 0,83 |
Jumlah | 94.177 | 53,56% | 81653 | 46,44% | 1,15 |
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bontang (data SIAK diolah)
Jika dilihat menurut umur, maka besar rasio jenis kelamin penduduk pada kelompok umur 0-4 tahun sebesar 1,10 yang artinya dari setiap balita perempuan terdapat 1,1 balita berjenis kelamin laki-laki. Secara biologis jumlah kelahiran laki-laki pada umumnya lebih besar dibanding dengan kelahiran bayi perempuan (sebaliknya), namun bayi laki-laki lebih rentan terhadap kematian dibanding bayi perempuan (sebaliknya). Pada kelompok umur yang lain terlihat gambaran yang sama, kecuali pada kelompok umur 70 tahun ke atas. Pada kelompok lansia, perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki (sebaliknya) karena secara biologis umur harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
- Details
- Category: Profil 2010
- Hits: 30488
2.Komposisi Penduduk
a. Penduduk menurut Karakteristik Demografi
3)Rasio Ketergantungan (Dependency Rasio)
Komposisi umur penduduk di suatu wilayah juga dapat dihubungkan dengan Dependency Ratio (DR) atau angka ketergantungan. Angka ketergantungan secara umum dapat menggambarkan beban tanggungan ekonomi kelompok umur produktif (15-64 tahun) terhadap kelompok umur muda (kurang dari 15 tahun) dan kelompok umur tua (65 tahun ke atas). Semakin kecil Dependency Ratio, maka semakin kecil pula beban kelompok umur produktif untuk menanggung penduduk usia tidak produktif atau belum produktif.
Tabel 3.6. Struktur Umur Penduduk Kota Bontang Tahun 2010
KELOMPOK UMUR | LAKI-LAKI | PEREMPUAN | JUMLAH (L+P) | |||
N | % | n | % | N | % | |
0-14 (Muda) | 26.129 | 14,86% | 24.175 | 13,75% | 50.304 | 28,61% |
15-64 (Produktif) | 67.024 | 38,12% | 56.424 | 32,09% | 123.448 | 70,21% |
>65 (Tua) | 1.024 | 0,58% | 1.054 | 0,60% | 2.078 | 1,18% |
Jumlah | 94.177 | 53,56% | 81.653 | 46,44% | 175.830 | 100% |
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bontang (data SIAK diolah)
Jika diperhatikan struktur umur penduduk menurut kelompok usia muda (0-14 tahun), usia produktif (15-64 tahun), dan usia lanjut (65 tahun ke atas), maka 70,21 persen penduduk Kota Bontang merupakan penduduk usia kerja, dan sisanya sebanyak 28,61 persen merupakan penduduk usia muda dan 1,18 persen merupakan penduduk usia lanjut. Dengan demikian rasio beban ketergantungan pada tahun 2010 sebesar 29,79 persen. Kondisi ini seharusnya dimanfaatkan Pemerintah Kota Bontang, karena ketika angka rasio beban ketergantungan rendah, maka penduduk produktif dapat berperan maksimal apabila tersedia lapangan kerja yang cukup dan didukung kualitas SDM yang handal. Ketika ini terjadi, maka dapat dipastikan bahwa investasi dan tabungan masyarakat meningkat, yang dapat dimanfaatkan untuk investasi ekonomi daerah ini.
Tabel 3.7. Rasio Ketergantungan Kota Bontang Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010
JENIS KELAMIN | RK MUDA | RK TUA | RK TOTAL |
Laki-laki | 26.129 | 1.024 | 27.153 |
Perempuan | 24.175 | 1.054 | 25.229 |
L+P | 50.304 | 2.078 | 52.382 |
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bontang (data SIAK diolah)
Di lihat menurut jenis kelamin nampak bahwa pada penduduk usia muda angka beban tanggungan laki-laki lebih kecil daripada perempuan. Pada penduduk lansia, angka beban ketergantungan laki-laki lebih juga lebih kecil daripada perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa secara alamiah, penduduk laki-laki diusia muda lebih besar dibanding penduduk perempuan, namun pada usia lanjut terjadi sebaliknya yaitu penduduk perempuan lebih besar dibanding laki-laki.
- Details
- Category: Profil 2010
- Hits: 9099
b.Komposisi Penduduk menurut Karakteristik Sosial
1)Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan semakin baik kualitas SDM di wilayah tersebut. Tamat sekolah didefinisikan sebagai jenjang pendidikan yang telah berhasil diselesaikan oleh seseorang dengan dibuktikan adanya ijazah atau surat tanda tamat belajar. Tetapi jika menggunakan ukuran menurut jenjang tertinggi merupakan jenjang atau kelas tertinggi yang pernah ditempuh oleh seseorang.
Tabel 3.8. Distribusi Jumlah dan Proporsi Penduduk Kota Bontang Umur 10 Tahun ke Atas Menurut
Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2010
TINGKAT PENDIDIKAN | LAKI-LAKI | PEREMPUAN | JUMLAH | |||
n | % | n | % | N | % | |
Tidak/Belum Sekolah | 16.080 | 9,15% | 15.020 | 8,54% | 31.100 | 17,69% |
Belum Tamat SD/Sederajat | 12.446 | 7,08% | 11.908 | 6,77% | 24.354 | 13,85% |
Tamat SD/Sederajat | 13.197 | 7,51% | 14.034 | 7,98% | 27.231 | 15,49% |
SLTP/Sederajat | 13.527 | 7,69% | 12.702 | 7,22% | 26.229 | 14,92% |
SLTA/Sederajat | 31.841 | 18,11% | 21.336 | 12,13% | 53.177 | 30,24% |
Diploma I/II | 709 | 0,40% | 1.005 | 0,57% | 1.714 | 0,97% |
Akademi/Diploma III/Sarjana Muda | 1.897 | 1,08% | 2.029 | 1,15% | 3.926 | 2,23% |
Diploma IV/Strata I | 4.063 | 2,31% | 3.438 | 1,96% | 7.501 | 4,27% |
Strata II | 397 | 0,23% | 172 | 0,10% | 569 | 0,32% |
Strata III | 20 | 0,01% | 9 | 0,01% | 29 | 0,02% |
Jumlah | 94.177 | 53,56% | 81.653 | 46,44% | 175.830 | 100,00% |
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bontang (data SIAK diolah)
Dari tabel 3.8 terlihat bahwa kualitas penduduk Kota Bontang umur 10 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan sampai dengan bulan Desember tahun 2010 relatif masih rendah 47,03 persen penduduk Kota Bontang belum tamat SD atau hanya tamat SD. Proporsi yang tidak bersekolah lebih tinggi pada penduduk laki-laki dibandingkan dengan penduduk perempuan. Pada jenjang pendidikan dasar, proporsi penduduk yang tamat SD untuk penduduk perempuan lebih tinggi daripada penduduk laki-laki
Pada jenjang pendidikan menengah, proporsi penduduk yang tamat SLTP untuk perempuan hampir sama dengan proporsi penduduk laki-laki. Akan tetapi untuk menamatkan SLTA , proporsi perempuan lebih rendah dibandingkan penduduk laki-laki . Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan, semakin sedikit perempuan yang berhasil menamatkan pendidikannya. Hal ini sama dengan gambaran pendidikan nasional, dimana angka melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan perempuan lebih rendah dibanding laki-laki, terutama pada kelompok penduduk miskin.